Way Jepara - Selasa, 27 September 2022. Sebanyak 40 dewan guru SMP IT Baitul Muslim mengikuti Sosialisasi Sekolah Ramah Anak Tahun 2022 di SMP Negeri 1 Way Jepara Lampung Timur. Kegiatan tersebut diikuti juga oleh sekitar 756 dewan guru yang berasal dari seluruh sekolah TK, SD, dan SMP se Kecamatan Way Jepara. Tema kegiatan sosialisasi ini adalah “Stop kekerasan terhadap anak!! Anak Senang, Guru Tenang, Orang tua Nyaman”.
Kegiatan sosialisasi sekolah ramah anak dibuka sekitar pukul 09.00 Wib dengan penampilan tari sembah dan dilanjutkan dengan beberapa sambutan.
Bapak H. Marsan, S. Pd. Sebagai Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Lampung Timur menyampaikan sambutan yang berisi tentang latar belakang diadakannya sosialisasi ini, diantaranya adalah agar dewan guru tidak ada lagi yang tersandung masalah karena salah menyampaikan materi atau bertindak saat kegiatan belajar mengajar.
Pada pukul 9.45. WIB Bapak Agus Subagiyo S.Sos. sebagai perwakilan Bupati Lampung Timur, Muh. Dawam Rahardjo, sekaligus sebagai Kepala Dinas Sosial Lampung Timur, secara resmi membuka kegiatan pada pagi hari itu. Beliau juga menyampaikan permohonan maaf karena bupati tidak bisa hadir dikarenakan padatnya jadwal Bupati Lampung Timur.
Dalam pembukaan tersebut, Bapak Agus menyampaikan bahwa Lampung Timur mendapat predikat Terbaik Kabupaten Layak Anak Selampung, maka harus ada tindak lanjutnya salah satunya adalah dengan mengadakan Sosialisasi Sekolah Ramah Anak. Ada beberapa faktor yang mendasari Program Sekolah Ramah Anak, di antaranya adalah agar proses pendidikan dan pelayanan yang melibatkan anak membuat anak merasa senang dan tidak terintimidasi serta merasa nyaman, sehingga akan tumbuh dengan baik sebagai aset bangsa.
Setelah ditutup dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan tari kreasi (Tari Oglek) dari SMP N 1 Way Jepara, acara inti pun dimulai yaitu mensosialisasikan Sekolah Ramah Anak dengan narasumber Ibu Titin Wahyuni, S. Pd. M. Pd. Beliau menjabat sebagai Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Lampung Timur. Beliau menyampaikan materi dengan antusias serta diselingi canda yang seringkali membuat peserta tertawa, tidak bosan, dan mengurangi hawa panas di pagi menjelang siang pada hari ini.
Di awal materi, beliau menyampaikan tentang pengertian anak menurutUU Nomor 23 Tahun 2002 bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Selain itu, beliau juga menyampaikan tentang pengertian bullyng termasuk bentuk bullyng yang terdiri dari 3 hal :
1. Fisik (memukul , menampar, memalak, atau meminta paksa yang bukan miliknya, pengeroyokan, menjadi eksekutor perintah senior);
2. Verbal (memaki, mengejek, menggosip, membodohkan dan mengkerdilkan)
3. Psikologis (mengintimidasi, mengecilkan, mengabaikan, mendiskrimininasikan).
Bullying berdampak menurunkan kecerdasan dan kemampuan analisis seseorang yang menjadi korban, bahkan sampai berusaha bunuh diri. Maka sebagai dewan guru harus pandai dan berhati2 dalam menyikapi segala kondisi di kelas, termasuk untuk siswa yang super aktif dan membutuhkan perhatian lebih, tidak boleh melakukan kekerasan sekecil apapun. Setiap hukuman dari suatu pelanggaran harus didasari dengan kesepakatan bersama agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan, baik siswa maupun wali murid.
Ibu Titin juga menyampaikan pesan untuk seluruh dewan guru bahwa mendidik anak adalah tugas bersama semua stakeholder, serta saling bahu membahu. Beliau juga berharap semoga setelah diadakannya sosialisasi ini tidak terjadi lagi kasus pembullyan/perundungan, maupun kekerasan seksual di way Jepara karena semua guru seharusnya sudh paham.
Di akhir acara diadakan sesi tanya jawab dari perwakilan guru TK SD, dan SMP yang hadir. Salah satunya menanyakan cara mengatasi kenakalan siswa yang berlebihan sehingga tidak terkena pelanggaran hukum. Ibu Titin menanggapi bahwa hal tersebut bukan kenakalan, tapi siswa istimewa, sehingga harus dilakukan pendekatan, bicara dengan wali muridny, serta bersabar menghadapi setiap masalah yang ada karena setiap kesabaran akan menjadi ladang amal bagi para dewan guru.